Sifat Totipotensi Pada Jaringan Tumbuhan
Sifat totipotensi
merupakan potensi pada setiap sel penyusun jaringan dewasa untuk
mengadakan pembelahan dan membentuk individu baru. Sel-sel penyusun
jaringan dewasa (sel somatis) yang berada di bawah rangsangan tertentu
memiliki potensi untuk mengadakan pembelahan (embrionik) membentuk kalus
(sel-sel hasil pembelahan suatu struktur yang tidak beraturan).
Selanjutnya, kalus di bawah rangsangan tertentu memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi individu baru multiselular melalui diferensiasi
dan organogenesis.
Adanya kenyataan
bahwa sel-sel dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk semua
bagian organisme yang matang (totipotensi) telah mengilhami lahirnya
rekayasa genetika. Salah satu aplikasi dari teknik rekayasa genetika
yang dikembangkan secara ekstensif di bidang pertanian adalah teknik
kultur jaringan.
Teknologi kultur
jaringan dikembangkan berdasarkan teori sel yang dikemukakan oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann serta sifat totipotensi sel.
Menurut teori sel tersebut, sel merupakan penyusun suatu individu,
sedangkan berdasarkan sifat totipotensi, sel mampu tumbuh serta
berkembang menjadi individu sempurna membentuk jaringan dan organ-organ
penyusunnya.
Keuntungan
teknologi kultur jaringan bukan sekedar dapat membuat individu yang
"mirip aslinya", tetapi juga dapat menghasilkan individu dalam jumlah
yang besar dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, kultur jaringan
dapat digunakan untuk seleksi individu unggul dan pelestarian individu
yang memiliki sifat tertentu.
Kultur jaringan
dapat dilakukan melalui beberapa teknik. Hendaryono dan Wijayani
mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah dikenal di
antaranya :
1. Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari jaringan muda atau meristem.
2. Pollen atau anther culture, yakni teknik kultur jaringan dengan menggunakan bagian tanaman berupa serbuk sari atau benang sari.
3. Choloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas baru.
4. Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni
penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan
sehingga dihasilkan tanaman yang mempunyai sifat baru.
Untuk melakukan
kultur jaringan, diperlukan ruangan atau laboratorium yang memadai.
Salah satunya adalah rung inkubasi atau ruang kultur. Ruangan ini harus
dijaga kebersihannya dan sedapat mungkin terhindar dari orang yang tidak
berkepentingan berlalu-lalang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar