2.1.1. Teori
Abiogenesis (Generatio Spontanae)
Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup. Orang yang pertama kali mengemukakan teori ini adalah Aristoteles (384 –
322 SM). Teori ini diperoleh dari pengamatan keadaan lingkungan disekitarnya.
Misalnya cacing berasal dari tanah atau ulat berasal dari daging, sehingga
diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Namun,
semakin banyak orang mempelajari biologi maka orang mulai meragukan teori
abiogenesis. Keraguan tersebut berhasil diyakinkan oleh Anthony Van Leeuwenhoek
pada abad ke-17. Leeuwenhoek menemukan mikroskop yang dapat memperlihatkan
mikroorganisme, sperma, sel darah, dan mikroorganisme lainya.
2.1.2. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk hidupberasal
dari makhluk hidup yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa
penelitian.
1. Percobaan
Francesco Redi
Pada tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama francesco redi
melakukan percobaan untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang
membusuk melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya, francesco redi
menggunakan 2 buah toples yang berisi daging. Toples pertama diisi daging dan
ditutup dengan rapat. Toples kedua diisi dengan daging dan di biarkan terbuka.
Setelah didiamkan beberapa hari, daging pada toples pertama tidak mengandung
ulat. Sebaliknya pada toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan
tersebut francesco redi menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada toples kedua
berasal dari lalat. Lalat yang hinggap pada daging tersebut bertelur, dan
telurnya tersimpan dalam daging tersebut kemudian menetas dan menjadi ulat.
Hasil percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori
abiogenesis, karena pada toples pertama yang tertutup rapat udara tidak dapat
masuk, sehingga kehidupan tidak dapat terjadi. Untuk membuktikan kebenaran
teorinya, maka francesco redi melakukan percobaan yang kedua. Pada percobaannya
kali ini daging diletakkan pada toples yang tidak ditutup dengan kain kasa
sehigga udara masih dapat masuk, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil dari
percobaan tersebut adalah daging membusuk dan pada daging terdapat beberapa
ulat. Kesimpulan yang diambl dari percobaan ini adalh bahwa ulat tidak berasal
dari daging yang membusuk melainkan dari lalat yang hinggap di kain kasa dan
telurnya jatuh di atas daging.
2. Percobaan
Lazzaro Spallanzani
Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan
italy, Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa
mikroorganisme yang ditemukan oleh Leeuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya.
Spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu
nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan
hingga suhu mencapai 15°C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien,
kemudian dipanaskan hingga mendidih (100°C), dan disumbat dengan gabus. Sesudah
itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama satu minggu. Hasil percobaan
ini adalah pada labu pertama air kaldu sedangkan pada labu kedua air kaldu
tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika
selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu
menjadi keruh dan berbau.
Dari percobaan spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas
mikroorganisme pada labu pertama menyebabkan air kaldu menjadi berbau.
Mikroorganisme ini berasal dari udara karena labu tidak tertutup. Pada labu
kedua tidak terjadi perubahan pada kaldu, karena mikroorganisme dari udara luar
tidak dapat masuk.
3. Percobaan
Louis Pasteur
Penelitian spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli
biokimia dan mikrobiologi dari perancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu
berisi kaldu, tetapi leher labu tidak di tutup rapat-rapat melainkan dibentuk
seperti huruf S atau leher angsa, sehingga ujungnya tetap terbuka (udara dapat
masuk).
Labu berleher angsa diisi dengan air kaldu nutrien, kemudian didihkan
hingga steril. Setelah itu labu didinginkan dan didiamkan. Setelah beberapa
hari air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih, meskipun udara dapat masuk
kedalam tabung. Mikroorganisme yang ada di udara tidak dapat mencapai air kaldu
karena terjebak dalam leher labu yang panjang. Tetapi jika labu berleher angsa
ini dimiringkan, sehingga iar kaldu bersentuhan dengan udara yang terperangkap
dileher labu, maka beberapa hari kemudian air kaldu menjadi keruh.
Percobaan ini membuktikan bahwa mikroorganisme pada air kaldu berasal dari
mikroorganisme yang ada di udara,bukan berasal dari air kaldu
2.1.3 Teori
Kosmozoa
Teori kosmozoa mengatakan bahwa kehidupan berasal dari tempat lain di alam
semesta, misalnya dari meteor yang jatuh. beberapa meteor memang mengandung
molekul-molekul organik, namun datangnya molekul di meteor tersebut dari
angkasa luar tidak sama dengan datangnya kehidupan.
II.2. TEORI EVOLUSI
Banyak penjelasan mengenai teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli biologi,
baik pada masa sebelum teori evolusi darwin maupun pada masa sesudah teori
evolusi Darwin. Teori-teori tersebut sebagai berikut.
2.2.1 Teori Evolusi
Sebelum Darwin
Teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli sebelum munculnya teori
evolusi Darwin adalah sebagai berikut.
1. Anaximander
(500 SM)
Filsuf yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama. Anaximander
memercayai bahwa manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang pindah
ke darat.
2. Empedocles
(495-435 SM)
Empedocles adalah seorang filsuf yunani yang menyatakan bahwa kehidupan
muncul dari limpur dan tumbuhan kemudian berubah menjadi hewan. Menurut Ia,
makhluk-makhluk pertama memiliki bentuk seperti monster. Bentuk-bentuk ini
berubah dan makhluk-makhluk yang memiliki bentuk paling baik bertahan hidup.
Pemikiran empedocles ini adalah bentuk dari seleksi alam yang merupakan
mekanisme penting dalam evolusi.
3. Georges louis
leclarc de Buffon (1707-1788)
Adalah naturalis pertama di era modern yang mengembangkan konsep mengenai
bentuk-bentuk kehidupan berevolusi.
4. Erasmus Darwin
(1731-1802)
Ia menulis
prosa berjudul Zoonomia yang menentang teori evolusi versi Lamarck. Namun,
tulisannya ini dianggap kurang ilmiah. Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles
Darwin.
5. Sir Charles
Lyell (1797-1875)
Lyell adalh seorang ahli geologi skotlandia yang berpendapat bahwa
permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
Pendapatnya ini bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap
bumi masih berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles Of
Geology. Hasil karyanya ini memengaruhi pemikiran Charles Darwin dan Lyell
menjadi salah satu pendukung Darwin di kemudian hari.
II.3. PENCETUS TEORI EVOLUSI
2.3.1.Jean Baptise de Lamarck
(1744-1829)
ialah seorang ahli biologi prancis yang menjelaskan evolusi berdasarkan
suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu individu disebabkan oleh lingkungan
dan bersifat diturunkan; disebut teori Lamarckisme.
Contoh klasik yang digunakan untuk menggambarkan teori evolusi ini adalah
jerapah memiliki leher yang panjang karena kebiasaannya memakan daun-daun dari
pohon.
Hipotesis Lamarckdiformulasikan sebelum era biologi modern. Pada saat itu
teori sel belum dikenal, dan diperlukan satu abad lagi sebelum peran gen-gen
dan kromosom diketahui. Jadi tidaklah mengherankan bahwa suatu teori yang tidak
dapat dipertahankan dalam ilmu pengetahuan modern, diajukan pada waktu itu.
2.3.2.Charles Robert Darwin (1809-1882)
Adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia
mengikuti pelayaran HMS beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama
pelayaran ini, daarwin banyak mengumpulkan fosil,batuan, dan mengamati berbagai
makhluk hidup yang ia jumpai. Ketika Beagle merapat di kepulauan galapagos yang
terpencil (1050 km dari daratan utama Amerika Selatan).
Setelah kembali ke inggris, Darwin kembali memikirkan ide-idenya tentang
evolusi. Satu hal yang mengganggunya adalah evolusi seharusnya terjadi dalam
waktu yang lama, ratusan ribu hingga jutaan tahun. Padahal pendapat yang
populer di kalangan ahli geologi saat itu adalah bumi ini baru berusiia 6000
tahun. Darwin menemukan jawabannya dalam buku karangan Charles Lyell,
Principles of Geology.
Sebelum Darwin mempublikasikan idenya tentang evolusi secara luas, ia
menerima karangan ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang melakukan
penelitian di malaya. Tulisan Wallace tersebut sesuai bengan buah pikiran
Darwin sehingga mereka memutuskan untuk menerbitkan tulisan mereka bersama-sama
pada tahun 1858. Buku Darwin, The Original of Species, diterbitkan
setahun setelah itu.
Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya darwin
mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On The Origin of
Species by Means of Natural Selection atau asal mula spesies yang terjadi
melalui seleksi alam. Buku ini diterbitkan pada tanggal 24 November 1859.
Buku darwin tersebut mengandung dua teori utama. Pertama, spesies-spesies
yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa lalu.
Kedua, seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif. Dua teori utama darwin
tersebut merupakan hasil observasi darwin sebagai berikut.
- Observasi Ke-1. setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang
besar sehingga ukuran populasi akan meningkat secara eksponensial bila setip
individu yang dilahirkan berhasil melakukan reproduksi
- Observasi Ke-2. ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali
untuk fluktuasi musiman
- Observasi Ke-3. sumber daya alam terbatas
- Observasi Ke-4. individu-individu suatu populasi sangat berfariasi
dalam hal ciri-ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
- Observasi Ke-5. kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.
II.4. TEORI EVOLUSI LAMARCK VERSUS TEORI EVOLUSI WEISMANN.
Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya
dengan cara menggunakan organ tubunya, kemudian sifat atau fungsi organ
tersebut diwariskan pada keturunannya. Berdasarkan teori ini, menurut lamarck
nenek moyang menjangan tidak bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu
kepala maka tanduk tumbuh dikepala menjangan.
Teori lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann berpendapat bahwa perubahan
sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya.
Wweismann membuktikan teorinya dengan menggunakan tikus. Weismann mengawinkan
dua ekor tikus yang masing-masing ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anak
tikus yang sudah dewasa tersebut dipotong ekornya dan dikawinkan dengan
sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Weismann melakukan
percobaan ini hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama
II.5. FOSIL
Fosil merupakan sisa tubuh makhluk hidup yan telah membatu karena proses
geologis yang membentuknya, yaitu proses fisika dan proses kimia
Proses fisika. Proses fisika yang membentuk fosil misalnya proses yang menyebabkan bangkai
makhluk hidup mengalami pembekuan (tertimbun oleh salju abadi) dan pengeringan
(tertimbun diatas tanah yang kering sehingga mikroba dekomposer tidak dapat
bekerja membusukan bangkai tersebut), dan pengerasan (terperangkap oleh getah
pohon). Proses fisika tersebut menyebabkan bangkai mengalami pengawetan fisik.
Proses kimia. Proses kimia yang membentuk fosil misalnya adanya suatu zat pengawet alami
sehingga bangkai makhlik hidup tidak dapt didekomposisi oleh mikroba.
Fosil dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fosil biologis dan fosil sisa atau
tanda kehidupan.
1. Fosil
Biologis merupakan fosil tubuh makhluk hidup, baik yang utuh maupun yang tidak
utuh.
2. Fosil Sisa atau tanda adanya kehidupan
merupakan fosil yang berasal bukan dari bagian tubuh makhluk hidup. Misal
feses, jejak telapak kaki, alat atau perkakas.
Kegunaan fosil untuk evolusi adalah membantu rekonstruksi kehidupan di masa
lalu. Namun demikian, fosil memunyai beberapa kelemahan sebagai bukti evolusi.
Kelemahan fosil yaitu rekaman fosil umumnya mengalami daur biokimiawi yang
menyebabkan bangkai makhluk hidup menjadi musnah secara alami. Hanya karena
faktor istimewa yanf diuraikan di atas menyebabkan dapat dijumpainya suatu
fosil. Umumnya bagian yang menjadi fosil adalah bagian yang keras seperti
tulang, cangkang, dan gigi-geligi. Bagian yang linak seperti daging dan darah
segera membusuk secara alami, kecuali oleh proses yang mengawetkannya.
Kelemahan lain dari penggunaan fosil sebagai bukti evolusi adalah yrytan
fosil tidak selalu menggambarkan urutan filogeni yang utuh. Selalu ada mata
rantai yang hilang (missing link) tidak semua bentuk transisi antara dua
macam makhluk hidup dapat ditemukan. Meskipun demikiann terdapat fosil yang
lebih lengkap dan dapat menceritakan kembali urutan filogeni. Hal ini antara
lain
1. Archaeptera, bentuk antara reptil purba dengan burung purba,
2. Seymoria, bentuk transisi antara amfibi purba dengan reptil purba,
II.6. MEKANISME EVOLUSI
Evolusi
menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang
lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi. Mekanisme
evolusi berdasarkan tempat terjadinya evolusi. Pertama, evolusi tidak terjadi
di dalam individu. Contohnya, kalaupun manusia berasal dari makhluk sebelum
manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan dibayangkan bahwa individu
kera berangsur-angsur berubah menjadi individu manusia. Kedua, evolusi
terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet pewarisan
sifat orang tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi
yang berbeda. Populasi itulah yang merupakan tempat terjadinya perubahan
evolusi.
ü Mutasi
Gen
Mutasi gen merupakan perubahan
struktur kimia gen (DNA) yaitu pada basa nukleotidanya, yang menyebabkan
perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat menurun. Pemahaman mengenai
mutasi gen dapat dijelaskan lebih lanjut dengan mempelajari angka laju mutasi dan frekuensi gen dalam populasi.
Angka laju
mutasi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen yang
bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu spesies.
Angka laju mutasi suatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 :
100.000. Hal ini berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang
bermutasi. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi salah
satu mekanisme evolusi yang penting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat
mengandung beribu-ribu gen; (2) setiap individu mampu menghasilkan ribuan
bahkan jutaan gamet; dan (3) jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu
sangat banyak.
Umumnya mutasi bersifat merugikan.
Peluang terjadinya mutasi yang menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti
pada setiap 1.000 kali mutasi, hanya ada satu mutasi yang menguntungkan.
Meskipun peluang mutasi yang menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi
selama populasi spesies tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang
menguntungkan juga besar.
Mutasi dikatakan menguntungkan kalau
mutasi:
- menghasilkan spesies yang adaptif dan
- menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas (kelangsungan hidup) yang tinggi.
Sebaliknya, mutasi dikatakan
merugikan bila mutasi:
- menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),
- menghasilkan spesies yang tidak adaptif, dan (3) menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah.
Mutasi yang menyebabkan timbulnya
alel letal, misalnya alel letal yang bersifat resesif. Pengaruh gen letal
resesif ini hanya tampak bila berada dalam keadaan homozigot, namun tidak
tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada dalam populasi
dan seleksi alam hanya akan bekerja pada individu-individu yang homozigot.
Perbandingan frekuensi (penyebaran)
alel dominan yang non letal dan alel resesif yang letal dapat diketahui dengan
menghitung frekuensi alel populasinya. Atau, perbandingan frekuensi genotip
homozigot terhadap frekuensi genotip heterozigot pada gen non letal maupun gen
letalnya dapat diketahui dengan menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya.
ü Frekuensi
alel dan frekuensi gen (genotip) populasi.
Frekuensi alel merupakan
perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat
tertentu (biasanya disimbulkan dengan satu huruf misalnya A, a) dalam suatu
populasi. Sebaliknya,
frekuensi gen merupakan
perbandingan gen satu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat
tertentu (biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam
suatu populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool masing-masing. Gene
pool populasi merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu
populasi pada suatu waktu tertentu.
Gene pool terdiri
dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh individu dari populasi.
Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya diwakilkan dua kali dalam
genom suatu individu, yang mungkin homozigot atau heterozigot untuk lokus-lokus
yang homolog. Jika seluruh anggota suatu populasi homozigot untuk alel yang
sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel yang tetap dalam gene pool.
Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen, masing-masing mempunyai
suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri dalam gene pool.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar