A.
Organ Reproduksi Manusia
Organ reproduksi merupakan penyusun sistem
reproduksi. Organ reproduksi manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pada
pria dan wanita. Organ reproduksi pria menghasilakan sperma dan organ
reproduksi wanita menghasilkan ovum (sel telur).
1.
Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pada pria dibedakan
menjadi dua, yaitu alat reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ
reproduksi luar berupa penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis,
saluran kelamin, dan kelenjar kelamin.
a.
Organ Reproduksi Bagian Luar
1)
Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran
kelamin wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas
tersusun atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun
atas jaringan spons korpus spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra.
Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
2)
Skrotum
(kantong pelir)
Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis.
Skrotum berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara
skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya
otot polos mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum
terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis agar selalu
stabil (pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).
b. Organ
Reproduksi Bagian Dalam
1) Testis (Gonad Jantan)
Testis merupakan alat
untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit
lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang
disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam tubulus
seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.
2) Saluran kelamin
Saluran kelamin
berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh. Saluran kelamin
meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis merupakan saluran
berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma yang telah matang
disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens merupakan saluran yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens berfungsi
sebagai saluran yang dilalui sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis
(kantong sperma).
c) Saluran ejakulasi merupakan saluran
penghubung vesikula seminalis dengan uretra. Fungsi saluran ejakulasi untuk
mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra merupakan saluran reproduksi
terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran kelamin dari vesikula seminalis dan
saluran urine dari kantong kemih.
3) Kelenjar kelamin
Di dalam saluran
kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan kelamin. Cairan kelamin berguna
untuk mempertahankan hidup gerak sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh
vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan
cairan yang berfungsi sebagi sumber energi dan untuk memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan cairan
yang memberi suasana basa pada cairan sperma. Cairan tersebut mengandung
kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra
yang menghasilkan cairan yang bersifat basa.
Terjadinya
spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel ledyg yang
ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus ( saluran penghasil sperma):
a) Sel induk sperma (spermatogonium),
yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi
spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi
testosterone. Hormone ini berperan dalam
Hormon Reproduksi pada Pria
a. Hormone gonadotropin
Dihasilkan
oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang kelenjar hipofisis
sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone FSH dan LH.
b. Follicle
Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.
FSH berfungsi untuk merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein/protein pengikat androgen) yang akan memacu pembentukan sperma.
c. Luteinizing
Hormone/LH
Hormon ini
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel-sel interstial (sel Leydig) untuk
menghasilkan hormone testosterone.
d. Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer
pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan
ciri kelamin sekunder pria seperti jambang,
kumis, jakun, suara membesar, pertambahan massa otot, dan perubahan suara.
Spermatogenesis
terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan
tahap pematangan.
Pada
proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal
dari spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa
disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa
perubahan spermatid menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam
epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1)
Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3)
pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel
Sertoli.
Spermiasi (Spermiation)
adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus
seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan
bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan
testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi
otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun
pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma
sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
2.
Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ
kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan
labium. Organ kelamin dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
a.
Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Vulva merupakan celah paling luar
dari alat kelamin wanita. Pada bagian dalam vulva terdapat saluran urine dan
saluran reproduksi. Pada daerah dekat ujung saluran kelamin terdapat
hymen/selaput dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
2) Labium merupakan bagian yang
membatasi Vulva. Ada dua macam labium, yaitu labium mayora (terletak di sebelah
luar) dan labium minora (terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora dan
minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada
klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan
ujung saraf perasa.
b.
Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Vagina merupakan saluran akhir organ
reproduksi wanita. Vagina bermuara di vulva. Vagina mengandung banyak lendir
yang dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus dan mempermudah
kelahiran bayi.
2) Uterus merupakan rongga besar yang
merupakan pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian terbawah uterus menyempit
yang disebut serviks (leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan
dan perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding
endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal ketika
terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi merupakan
sepasang saluran yang ujungnya berbentuk corong yang disebut infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum.
Terdapat dua buah ovarium, sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin
wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur terbentuk melalui
oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di
dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai
sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir
bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai
dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya,
semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase.
Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan,
ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian
setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut
badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan
kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit
sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut
ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal
dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang,
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu
ovum.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses
Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh
kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus
menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus
menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi
hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing
hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi
sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum
untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa
pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang
ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan
folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis
hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Oosit sekunder
yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan, lapisan luar
disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida. Oosit sekunder
menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:
a. Mengaktifkan sperma agar bergerak
lebih cepat.
b. Menarik secara komotaksis positif.
c. Mengumpulkan sperma di sekeliling
ovum.
c. Siklus Menstruasi
Ovarium
seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa
subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur
habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid),
dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi
lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin.
Menstruasi
terdiri dari beberapa siklus yang selalu dilalui. Mempelajari siklus menstruasi
sangat dibutuhkan khususnya untuk reporduksi. Karena, dengan mengetahui dan
memahaminya, maka dapat dideteksi kapan sel telur siap untuk dibuahi.
Selain manusia, beberapa hewan khususnya primate besar seperti monyet, gorilla
dan siamang juga mengalami siklus menstruasi.
Umumnya, siklus
menstruasi pada wanita terjadi dalam rentang waktu 28 hari, namun tidak menutup
kemungkinan, antara satu wanita dengan wanita lain memiliki rentang waktu
siklus yang sama, dimana ada yang lebih pendek yaitu 21 hari atau bahkan lebih
panjang yaitu 30 hari. Lamanya masa menstruasi cukup bervariasi antara 5 sampai
7 hari, tergantung hormonal wanita tersebut. Berikut ini tahapan siklus
menstruasi yang terjadi pada wanita setiap 1 periode siklus:
Fase
Menstruasi
Pada fase siklus
menstruasi ini, dinding Rahim meluruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah.
Peluruhan dinding rahim terjadi akibat berkurangnya kadar hormone yang berperan
dalam aktivitas seksual tubuh seperti hormone esterogen dan progesterone. Fase
untuk siklus menstruasi ini, terjadi selama antara 1 hingga 7 hari. Namun tidak
menutup kemungkinan lebih lama dari itu untuk beberapa wanita tertentu. Selain
itu, jumlah darah yang keluar pada setiap menstruasi berbeda dari 10 mL hingga
mencapai 80 mL setiap hari selama waktu siklus menstruasi dengan pola: sedikit
di waktu-waktu awal dan semakin banyak di hari-hari berikutnya hingga semakin
berkurang menjelang akhir fase.
Fase
Praovulasi
Pada fase ini
dalam siklus menstruasi, ovum yang ada didalam ovarium terbentuk dan mulai mematangkan diri.
Pematangan sel telur atau ovum ini dipicu oleh hormone yang bernama hormone
estrogen dimana semakin meningkat tingkat hormone esterogen, sel telur di dalam
ovarium semakin matang. Siklus menstruasi pada fase ini berlangsung selama
antara hari ke 7 singga hari ke 13.
Fase
Ovulasi
Didalam fase ovulasi dalam siklus
menstruasi, sel telur atau ovum berada dalam kondisi yang sangat baik dan tepat
untuk dibuahi. Dengan terjadinya pembuahan pada masa ovulasi, maka wanita yang
mengalami siklus menstruasi ini akan cenderung hamil. Namun, hal itu tergantung
pula dengan kondisi sel sperma yang datang. Jika sel sperma tersebut cukup kuat
untuk membuka dinding sel telur yang dirancang sangat kuat, maka kehamilan
dapat terjadi.
Pada masa fase ovulasi di dalam siklus
menstruasi inilah, wanita disebut berada pada masa subur. Untuk pasangan suami
istri yang sangat mendambakan kehadiran seorang anak, maka inilah saat yang
tepat meningkatkan frekuensi berhubungan seksual. Agar tingkat keberhasilan
untuk hamil lebih tinggi, maka perlu dideteksi kapan tepatnya waktu subur sang
istri dalam siklus menstruasi nya terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang
dapat menjadi indikasi bahwa sang istri berada pada masa subur yaitu adanya
perubahan lender serviks, terjadi perubahan suhu basal tubuh serta perubahan
periode siklus menstruasi. Untuk lebih akurat, pasangan dapat
memanfaatkan alat pendeteksi masa subur yang saat ini banyak dijual di pasaran
maupun apotek-apotek.
Fase
Pascaovulasi
Fase ini
merupakan fase atau masa di dalam siklus menstruasi dimana ovum mengalami
kemunduran jika fertilisasi atau pembuahan tidak terjadi. Pada masa ini,
hormone progesteron mengalami kenaikan sehingga menyebabkan dinding
endometrium semakin menebal. Penebalan ini mengindikasikan kesiapan endometrium
untuk menerima embrio untuk berkembang. Jika pembuahan atau fertilisasi tidak
terjadi dalam fase ini, maka siklus menstruasi
akan berulang dengan kembali ke fase menstruasi.
Mekanisme produksi sel telur oleh
folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel
telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.
- Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berfungsi untuk memacu
pembentukan folikel dalam ovarium.
- Folikel yang
sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon
estrogen ialah:
·
merangsang
pertumbuhan endometrium dinding rahim
·
menghambat
produksi FSH oleh pituitari
·
memacu
pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya
LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel,
peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
-
Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan
berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu
memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron.
Hormon progesteron berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan
pertumbuhan endometrium.
- Bila
sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen
terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah,
akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan
produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron.
Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak
dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah
yang disebut menstruasi.
- Bila
terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan
melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot
akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin
yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang
akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh
induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
3. Kelainan dan Penyakit pada Organ Reproduksi Manusia
Gangguan Kelainan pada Alat
Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan
maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan juga
oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia
dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan
melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
1. Hipogonadisme
Hipogonadisme
adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme
adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum
turun juga, dilakukan pembedahan.
3. Uretritis
Uretritis
adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang
air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis
Prostatitis
adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa
nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti
Escherichia coli maupun bukan bakteri.
5. Epididimitis
Epididimitis
adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis
Orkitis
adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme
Anorkidisme
adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8. Hyperthropic prostat
Hyperthropic
prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia inguinalis
Hernia
merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga yang bersangkutan.
10. Kanker prostat
Gejala
kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian
pada pria usia lanjut.
11. Kanker testis
Kanker
testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum
(kantung zakar).
12. Impotensi
Impotensi
yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.
13. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu
ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya
karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan
hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan
terlalu sedikit
14. Gangguan menstruasi
Gangguan
menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan
amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia
17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak
terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah
mengalami siklus menstruasi.
15. Kanker vagina
Kanker
vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi
yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan
kemoterapi dan bedah laser.
16. Kanker serviks
Kanker
serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel
serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium,
sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker ovarium
Kanker
ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul,
perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal.
Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
18. Kanker rahim
Kanker
rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah
kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering
terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
19. Kanker payudara
Yaitu
tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang
telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan
obat-obatan.
20. Fibroadenoma
Yaitu
tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara.
Pengobatannya dengan operasi.
21. Endometriosis
Endometriosis
adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di
paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan
nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi vagina
Gejala
awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina
menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin,
terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma
Yaitu
tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau
dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus
yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui
kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini
ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di
sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat
menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati
dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif
dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis.
Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis
Yaitu
infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan pembengkakan
pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa
nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi
kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar.
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat
penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut
sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik
untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan
melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
25. Vulvovaginatis
Merupakan
suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan
(flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella
vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma
accuminata, dll.
26. Candidiasis / keputihan
Yaitu
munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena
infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan
hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian
alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim
yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang
tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan
dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan
menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika
memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan
obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.
27. Kista ovarium
Kista
ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
28. Infertilitas (kemandulan)
Pada
wanita infertilitas disebabkan oleh:
- Kerusakan pada ovarium karena
infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga pembentukan ovum terganggu
-
Penyumbatan pada tuba fallopi
-
Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb
Sexually
Transmitted Disease
Selain
kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:
29. Syphilis
Syphilis
ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral
yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam
tubuh, dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim
(misalnya ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke
bayinya.
30. Gonorrhoea
Gonorrhoea
ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks,
rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
31. Herpes Simplex Genitalis
Merupakan
gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan.
Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat
berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi
sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi
hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat
antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak
terlalu lembap dan tetap bersih.
32. Penyempitan Saluran Telur/
Oviduck
Kelainan
ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi
kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau
bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
33. Gonorhoe (Kencing Nanah)
Merupakan
penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit
kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan
berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra
bengkak dan agak merah.
34. HIV (AIDS)
Merupakan
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama,
penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat
terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar