Limbah dan Seluk Beluknya
A. Apa itu limbah?
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,
industry, pertambangan, dll. Kehadiran limbah pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis
Oleh sebab itu, masyarakat urang menaruh perhatian akan kedatangan
limbah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa letak septic
tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber
air tanah,
akan
menyebabkan kualitas air menurun. Dari 636 sampel, 285 titik sampel
sumber air tanah telah tercemar bakteri coli. Secara kimiawi, 75 % dari
smber tersebut tidak memenuh baku mutu air minum yang parameternya
dinilai dari unsure nitrat, nitrit, besi, dan mangan. ( sumber :
pengelolaan limbah industry – Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia )
B. Bentuk-Bentuk Limbah
Pada dasarnya limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industry maupun domestic (rumah tangga, yang lebih dikenal
dengan sampah). Limbah merupakan buangan yang berbentuk cair, gas, dan
padat. Limbah mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan
berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat member kehidupan bagi
kuman-kumannpenyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga
perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik
limbah.
Berikut ini adalah karakteristik limbah :
1. Karakteristik limbah
- berukuran mikro ataupun makro
- dinamis
- berdampak luas ( penyebarannya )
- berdampak generasi panjang ( antar generasi )
2. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
- Volume limbah
- kandungan bahan pencemar
- Frekuensi pembuangan limbah
3. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industry dapat digolongkan menjadi 4 jenis:
- limbah cair
- limbah padat
- limbah gas & partikel
- limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun )
Diantara berbagai limbah diatas, jenis limbah B3 adalah limbah yang
bersifat beracun atau berbahaya. Suatu limbah digolongkan menjadi limbah
B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan
konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung dpat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Bahan
limbah yang termasuk limbah B3 antara lain adlahbahan baku yang
berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa
kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3
bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik mudah meledak, mudah
terbakar, besifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat
korosif , dll , yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui
termasuk limbah B3.
Sedangkan limbah beracun dapat digolongkan menjadi :
a. Limbah mudah meledak
b. limbah mudah terbakar
c. limbah reaktif ( menyebabkan kebakaran )
d. limbah yang menyebabkan infeksi karena mengandung kuman
e. limbah yang bersifat korosif ( menyebakan iritasi )
C. Limbah Rumah Tangga dan Pemanfaatannya
Selain limbah industri, pertambangan, dsb. Limbah rumah tangga memiliki
kontribusi untuk merusak lingkungan. Limbah rumah tangga dapat berasal
dari dapur , kamar mandi, limbah bekas rumah tangga, sampah serta
kotoran manusia. Penempatan saluran drainase dan saluran limbah yang
berdekatan dengan sumber mata air dapat merembes dan mengkontaminasi
air. Sehingga mutu air tersebut menjadi tidak layak minum, serta jika
tetap dikonsumsi akan menimbulkan penyakit berbahaya. Untuk itulah
diperlukan penanganan serius terhadap limbah ini.
Limbah rumah tangga terdiri dari limbah organic dan anorganik. Limbah
organic lebih mudah terurai oleh bakteri pengurai dan decomposer,
sehingga penanganannya cukup mudah. Pemanfaatannya pun cukup banyak,
diantaranya pemuatan kompos dari sisa kulit pisang, pembuatan eskrim
dari ekstrak ikan, daur ulang kertas, dsb. Sedangkan limbah anorganik
sangat susah untuk diuraikan seperti plastic membutuhkan waktu >100
tahun untuk terurai. Limbah anorganik mengandung senyawa-senyawa kimia
berbahaya yang justru dapat member kehidupan bagi kuman-kuman penyebab
disentri, tipus, koler, dll. Oleh karenanya jika tidak ditangani dengan
serius, dapat mengganggu stabilitas ekosistem. Untuk itulah limbah ini
harus di olah dengan berbagai cara. Misalnya dengan mendaur ulang
plastic dan kaleng bekas. Dapat juga dengan cara kreaif dengan metode
TGS untuk masyarakat yang ingin memperoleh nilai tambah ekonomis dari
limbah. Contoh pemanfaatan limbah akan dibahas di bab selanjutnya.
Pengolahan Limbah dengan Metode TGS
A. Pemakaian ulang Limbah RT ( reuse house waste )
Telah disebutkan pada subbab sebelumnya mengenai pemanfaatan limbah RT
bahwa limbah RT dari jenis limbah anorganic, bila diolah dengan kreatif
dengan metode TGS akan menghasilkan limbah yang bernilai guna. Limbah
ini seperti kaleng bekas, kotak kayu bekas, hingga pipa bekas bangunan
dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. Bila pengolahan limbah tersebut
menerapkan metode TGS, yaitu metode Tepat, Guna, Sederhana mampu
memperoleh barang baru dengan tepat, berguna dan bermanfaat meskipun
barang tsb sangat sederhana. Dengan adanya pemakaian kembali limbah
anorganik RT, dapat mengurangi efek sampingan dari limbah.
Penggunaan
limbah anorganik sangat dianjurkan sebagai salah satu penanganan
terhadap masalah pencemaran limbah. Karena limbah harus diolah agar
tidak mencemari dan membahayakan lingkungan. Pada makalah inilah,
pemakaian kembali akan dilakukan terhadap bungkus rokok untuk dijadikan
asbak. Pengolahan menggunakan metode TGS.
B. Pemanfaatan BUngkus Rokok sebagai reuse House Waste
Bungkus rokok mudah untuk dijadikan barang daur ulang dengan mengikuti langkah sebagai berikut :
a. Bahan dan Alat :
1. bungkus rokok 4 buah (sama)
2. isolasi (perekat)
3. Gunting
4. karton
b. Cara pembuatan :
1. Siapkan alat dan bahan diatas
2. Buka tutup bungkus rokok dan satukan dengan bungkus rokok yang lain dengan tegak lurus.
3. Ulangi langkah no.2 dengan 2 bungkus rokok lainnya
4. Kuatkan dengan perekat / isolasi
5. Pada alasnya diberi alas karton
Bungkus rokok diatas tepat diolah menjadi asbak yang berguna untuk
menampung abu rokok,meskipun bentuknya sangat sederhana. Walupun
sederhana, setidaknya mampu meminimalisir dampak kerugian limbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar