Mekanisme Pernapasan Manusia
Bagaimana proses kita bernapas?
Proses
pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar mauoun secara tidak
sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan
pengaturan-pengaturan saat bernapas, misalnya pada saat latihan dengan
cara menarik napas panjang, kemudian menahannya beberapa saat, lalu
mengeluarkannya. Pernapasan sacara tidak sadar yaitu pernapasan yang
dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, misalnya
pernapasan yang terjadi pada saat kita tidur.
Dalam pernapasan selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekpirasi (menghembuskan udara). Berdasarkan
cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya, manusia
dapat melakukan dua mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.
Pernapasan dada
Proses
inpirasi ini diawali dengan berkontraksinya muskulus interkotalis (otot
antartulang rusuk), sehingga menyebabkan terangkatnya tulang rusuk.
Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar dan paru-paru mengembang.
Paru-paru yang mengembang menyebabkan tekanan udara rongga paru-paru
menjadi lebih rendah dari tekanan udara luar. Dengan demikian, udara
luar masuk ke dalam paru-paru. Coba kamu perhatikan bagan alir berikut ini!
(Dokumen BioFuntastic) |
Sebaliknya,
proses ekspirasi berlangsung pada saat muskulus interkostalis
berelaksasi sehingga tulang rusuk turun kembali. Keadaan ini
mengakibatkan rongga dada menyempit dan paru-paru mengecil. Paru-paru
yang mengecil menyebabkan tekanan udara dalam rongga paru-paru menjadi
lebih tinggi dari tekanan udara luar, sehingga udara keluar dari
paru-paru. Perhatikan bagan alir berikut mengenai proses ekspirasi pada pernapasan dada!
(Dokumen BioFuntastic) |
Untuk lebih jelas memahami mekanisme pernapasan dada, perhatikan dan pahami gambar berikut ini!
(Time-Life, 2000) |
Pernapasan perut
Mekanisme
proses inspirasi pernapasan perut diawali dengan berkontraksinya otot
diafragma, sehingga diafragma yang semula melengkung berubah menjadi
datar. Keadaan diafragma yang datar mengakibatkan rongga dada dan
paru-paru mengembang. Tekanan udara yang rendah dalam paru-paru
menyebabkan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru. Perhatikan bagan alir di bawah ini1
(Dokumen BioFuntastic) |
Proses
ekspirasi terjadi pada saat otot diafragma berelaksasi, sehingga
diafragma kembali melengkung. Keadaan melengkungnya diafragma
mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengecil, tekanan udara dalam
paru-paru naik, sehingga udara keluar dari paru-paru. Perhatikan bagan alir proses ekspirasi pada pernapasan perut di bawah ini!
(Dokumen BioFuntastic) |
Untuk lebih jelas memahami mekanisme pernapasan perut perhatikan dan pahami gambar berikut ini!
(Time-Life, 2000) |
Bagaimana proses pertukaran okigen dan karbon dioksida?
(Campbell et al, 2003) |
Pertukaran
gas antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses difusi.
Proses tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses
difusi berlangung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul
secara bebas melalui membrane sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan
tinggi ke konsentrasi rendah atau tekanan rendah.
Oksigen
masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai
alveolus. Di alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler arteri paru-paru. Masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2
di kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari
daerah yang bertekanan tinggi ke derah bertekanan rendah , oksigen akan
bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru.
(Campbell et al, 2000) |
Oksigen
di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin
sampai jenuh. Makin tinggi tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin
banyak oksigen yang terikat oleh hemoglobin dalam darah. Oksigen yang
berikatan dengan hemoglobin akan membentuk oksihemogblobin.
Reaksi
antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversible
(bolak-balik) yang dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu suhu, pH,
konsentrasi oksigen dan karbon dioksida, serta tekanan parsial.
Hemoglobin
akan mengangkut oksigen ke jaringan tubuh yang kemudian akan berdifusi
masuk ke sel-sel tubuh untuk digunakan dalam proses respirasi. Di dalam
sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen digunakan untuk proses
respirasi di dalam mitokondria sel. Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh, semakin banyak karbondioksida yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan parsial karbon dioksida atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan PCO2
dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Oleh karena itu, karbon dioksida
dapat berdifusi dari sel tubuh ke kapiler vena sel tubuh yang kemudian
akan dibawa oleh eritrosit menuju paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi
CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam alveolu. Karbondioksida ahirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar